Berpakaian Pesta

Semua orang pasti ingin ikut dalam pengangkatan ketika Tuhan Yesus muncul di awan-awan dan ikut dalam pesta pernikahan Anak Domba, namun tentu saja ada syarat yang harus terpenuhi untuk itu.

Yesus menceritakan sebuah perumpamaan tentang pesta pernikahan, dalam Matius 22:1-14 ada beberapa hal yang ingin Tuhan Yesus sampaikan pada kita.

Matius 22:1-3
Lalu Yesus berbicara pula dalam perumpamaan kepada mereka:
“Hal Kerajaan Sorga seumpama seorang raja, yang mengadakan perjamuan kawin untuk anaknya.
Ia menyuruh hamba-hambanya memanggil orang-orang yang telah diundang ke perjamuan kawin itu, tetapi orang-orang itu tidak mau datang.

Jadi ini tentang hal Kerajaan Surga, apa yang nantinya dialami dan terjadi di surga, maka perlu kita perhatikan detail pesan Tuhan yang ada di dalamnya.

Ini panggilan pertama dari Bapa terhadap para undangan pesta-Nya. Bapa itulah Sang Raja, siapa yang jadi mempelai? Mempelai pria itulah Tuhan Yesus sang Anak Domba, dan mempelai wanitanya adalah bangsa Israel. Lalu siapa para undangan-Nya? Kitalah para Gentile/orang bukan Yahudi.

Lihat bahwa raja itu mengutus para hamba-hambanya untuk memanggil para undangan, apa tujuan pemanggilannya?

Ingat bahwa ini tentang surga, jadi Bapa mengutus para hamba-Nya untuk mengingatkan ‘para undangan’ bahwa surga telah menanti mereka, tapi ternyata mereka tidak mau datang.

Para hamba raja itulah para nabi yang menyampaikan pesan Bapa tentang keselamatan hidup manusia. Surga itulah tempat tujuan keselamatan manusia. Awalnya keselamatan Tuhan rancang hanya untuk orang Israel saja :

Matius 15:24 NKJV
But He answered and said, “I was not sent except to the lost sheep of the house of Israel.”

Tapi Dia menjawab dan berkata: “Aku tidak diutus kecuali untuk domba yang hilang dari rumah/kaum Israel.”

Yohanes 4:22  Kamu menyembah apa yang tidak kamu kenal, kami menyembah apa yang kami kenal, sebab keselamatan datang dari bangsa Yahudi.

Panggilan Bapa yang pertama adalah untuk bangsa Israel supaya mereka semua menikmati surga.

Matius 22:4-6
Ia menyuruh pula hamba-hamba lain, pesannya: Katakanlah kepada orang-orang yang diundang itu: Sesungguhnya hidangan, telah kusediakan, lembu-lembu jantan dan ternak piaraanku telah disembelih; semuanya telah tersedia, datanglah ke perjamuan kawin ini.
Tetapi orang-orang yang diundang itu tidak mengindahkannya; ada yang pergi ke ladangnya, ada yang pergi mengurus usahanya,
dan yang lain menangkap hamba-hambanya itu, menyiksanya dan membunuhnya.

Panggilan yang kedua disertai pembunuhan para hamba sang raja, apa penjelasannya?

Dalam Perjanjian Lama, kehadiran para nabi masih sangat dihormati sekalipun beberapa dari antara mereka ditolak kehadirannya, tapi tidak sampai membunuh para nabi. Inilah panggilan pertama Bapa.

Namun dalam kisah Perjanjian Baru, kehadiran para nabi serta rasul sebagai utusan Bapa mengalami banyak penolakan bahkan mereka juga dianiaya hingga dibunuh, Yesuspun disalib, Yohanes Pembaptis dipenggal, Stefanus dirajam, para rasul mati demi Injil, dsbnya. Berita keselamatan surga mengalami penolakan disertai pembunuhan. Inilah panggilan kedua Bapa.

Matius 22:7
Maka murkalah raja itu, lalu menyuruh pasukannya ke sana untuk membinasakan pembunuh-pembunuh itu dan membakar kota mereka.

Sejarah mencatat sekitar tahun 70 M apa yang Yesus nubuatkan akan terjadi kehancuran Bait Suci benar terjadi. Inilah murka Bapa dalam ayat di atas.

Matius 22:8 ILT
Kemudian dia berkata kepada hamba-hambanya: Sesungguhnya pesta pernikahan telah siap, tetapi mereka yang telah diundang tidaklah layak.

Menolak keselamatan yang Bapa sediakan membuat mereka yang menolaknya dipandang tidak layak lagi menikmati surga, hati-hati!

Matius 22:9-10 
Sebab itu pergilah ke persimpangan-persimpangan jalan dan undanglah setiap orang yang kamu jumpai di sana ke perjamuan kawin itu.
Maka pergilah hamba-hamba itu dan mereka mengumpulkan semua orang yang dijumpainya di jalan-jalan, orang-orang jahat dan orang-orang baik, sehingga penuhlah ruangan perjamuan kawin itu dengan tamu.

Inilah anugerah keselamatan bagi para Gentile, mereka yang bukan masuk dalam rencana keselamatan pada awalnya, namun Bapa membetikan ‘jatah’ keselamatan juga pada Gentile, namun ada ‘quota’nya, sesuai dengan ‘kapasitas muat’ tempat ‘pesta’ itu, ketika sudah penuh, tidak ada ‘undangan’ lagi.

Orang yang jahat butuh keselamatan, demikian juga dengan orang yang baik, jangan sampai yang awalnya kita masuk dalam hitungan ‘quota’ surga justru jadi yang terhilang.

Matius 22:11-13 ILT
Dan raja itu, ketika datang menyaksikan mereka yang duduk makan, di situ ia melihat seorang yang tidak mengenakan busana pesta pernikahan.
Dan dia berkata kepadanya: Hai teman, bagaimana engkau masuk ke sini tanpa mengenakan pakaian pesta pernikahan? Namun, dia terdiam.
Kemudian raja itu berkata kepada para pelayannya: Setelah mengikat kaki dan tangannya, angkat dan campakkanlah dia ke dalam kegelapan yang di luar, di sana akan ada tangis dan kertak gigi.

Selama ini ada kekeliruan fokus tentang ‘pakaian pesta pernikahan’, sebenarnya bukan pakaiannya yang harus diperhatikan, tapi mengapa harus berpakaian pesta pernikahan.

Kenapa kita memakai baju seragam sekolah atau seragam kerja? Karena ada aturannya, kalau dilanggar ada hukumannya.

Masuk surga itu ada aturannya, salah satunya tentang ‘pakaian’ kita, harus sesuai aturan surga. Jangan pakai pikiran sendiri tentang pakaian ini, nanti kita justru ditolak dan masuk neraka.

Zakharia 3:3-4 NLT
Joshua’s clothing was filthy as he stood there before the Angel. So the Angel said to the others standing there, “Take off his filthy clothes.” And turning to Joshua He said, “See, I have taken away your sins, and now I am giving you these fine new clothes.”

Pakaian Yosua itu kotor sebagaimana dia berdiri di hadapan Malaikat itu. Jadi Malaikat itu berkata pada mereka yang berdiri di sana: “Tanggalkan pakaian kotornya.” Dan berpaling pada Yosua, Dia berkata: “Lihat, Aku telah membawa pergi dosa-dosamu, dan sekarang Aku memberikanmu pakaian-pakaian baru yang baik ini.”

Beberapa terjemahan lain menerjemahkan dengan : pakaian pesta, pakaian ganti, pakaian ‘kaya’.

Intinya adalah ketika menghadap Tuhan, maka ‘pakaian’ kita harus sesuai aturan surga. Yosua harus diganti pakaiannya yang kotor dengan pakaian baru yang diberikan Tuhan kepadanya. Ingat, pakaiannya Tuhan yang sediakan, bukan Yosua.

Orang yang tidak berpakaian pesta pernikahan ditolak sang raja karena dia tidak ikut ‘aturan’ yang seharusnya. Pakaiannya sendiri tidaklah pantas dikenakan untuk suasana pesta.

Kalau ingin masuk surga, ganti ‘pakaian lama’ kita. Apa itu pakaian lama kita? Pakaian yang ‘kotor’ artinya hidup yang penuh dosa. Di surga tidak ada dosa, iblis dan malaikat lain dibuang dari surga karena mereka berbuat dosa pada Tuhan. Bagaumana mengganti pakaian dosa kita?

Lihat ayat dlm Zakaria ini: Tuhan sendirilah yang menyuruh mengganti pakaian Yosua. Tuhan sendirilah yang berinisiatif menyelamatkan manusia. Pakaian kotor dilepaskan, maka Tuhan berkata bahwa dosa-dosa Yosua sudah tidak melekat lagi dalam hidupnya sehingga dia layak mengenakan pakaian yang baru.

Dalam budaya Yahudi, penyelenggara pesta sengaja menyediakan sejumlah pakaian pesta bagi para tamu yang mungkin tidak memiliki pakaian pesta. Dalam kisah perumpamaan ini, ada satu orang yang tidak (mau) memakai pakaian pesta (yang disediakab) sehingga sang raja murka.

Jadi apa itu pakaian pesta? Pakaian yang Tuhan sediakan bagi kita di surga nanti. Bukan pakaian yang kita buat-buat sendiri, fokusnya bukan pakaian pestanya seperti apa, tapi fokuslah pada aturan surga, kita harus berpakaian pesta karena memang itu aturannya, dan Tuhan sendirilah yang memberikan pakaian pesta itu. Bagian kita adalah jangan hidup dalam dosa, hiduplah kudus bagi Tuhan. Amin

About KoDan

Tuhan bicara pada kita melalui berbagai cara, salah satunya melalui tulisan renungan yang diinspirasikan melalui pewahyuan Firman Tuhan, dan lewat media ini, kerinduan saya kita makin mengenal Tuhan Yesus Kristus lebih intim lagi.
This entry was posted in Akhir Zaman. Bookmark the permalink.