DI 04032014
Yohanes 11:14-15 NKJV
Then Jesus said to them plainly, “Lazarus is dead. And I am glad for your sakes that I was not there, that you may believe. Nevertheless let us go to him.”
Kemudian Yesus berkata dengan sederhana pada mereka: “Lazarus meninggal. Dan Aku senang demi kepentingan kamu bahwa Aku tidak ada di sana, supaya kamu boleh percaya. Meskipun demikian mari kita pergi kepadanya.”
Di balik sekian alasan mengapa Lazarus hrs ‘meninggal sebentar’ sblum akhirnya dibangkitkan Tuhan Yesus adalah spya para murid Yesus belajar ttg iman percaya. Dan Yesus bergembira utk hal ini. Sementara dlm keluarga Lazarus terjd ratap tangis dan dukacita yg dalam krna kematian Lazarus.
Utk para murid Yesus belajar ttg iman percaya, Lazarus hrs sakit, Maria dan Marta pasti sibuk merawatnya. Entah brpa uang yg dikeluarkan utk mengobati Lazarus, tp semuanya sia-sia. Yesus dikabari malah sengaja tdk datang. Begitu Lazarus meninggal dan telah dikubur, baru Yesus dan para murid dtg. Kalau kita jd Lazarus, Maria dan Marta, bgmana perasaan kita?
Pernahkah kita merenungkan mengapa Yesus tdk pakai selain keluarga Lazarus utk memberi pelajaran iman pd para murid-Nya? Bangkitkan saja org yg tdk bgtu kenal yg kebetulan anggota keluarganya ada yg meninggal, yg penting ttg kebangkitan dr kematian?
Ada wkt di mana Tuhan membuat kita ada dlm sebuah situasi yg sulit kita jalani, ada dukacita, air mata, bahkan ‘kematian’ di dlmnya. Tdk bs kita hindari walau sdh doa, puasa, pakai tindakan profetik, dsbnya. Alasannya spya kita dan org lain belajar ttg iman. Tuhan diam, juga sptnya ‘cuek’ dan keadaan tdk terkendali. Knp hrs kita yg alami?
Rancangan Tuhan ujungnya pasti baik, namun kita hrs sadar, jalan menuju ke sana tdklah selalu hal yg manis, baik, mulia dan menyenangkan. Kita hrs rela diperlakukan spt apapun oleh Tuhan, krna kita ini milik-Nya Tuhan. Awalnya mgkin hrs menangis, dihina org lain, dikira kena kutukan, tetap percaya 🙂