Anak Siapa Kita?

DI 05022025

1 Samuel 17:56-58
Kemudian raja berkata: “Tanyakanlah, anak siapakah orang muda itu.”
Ketika Daud kembali sesudah mengalahkan orang Filistin itu, maka Abner memanggilnya dan membawanya menghadap Saul, sedang kepala orang Filistin itu masih ada di tangannya.
Kata Saul kepadanya: “Anak siapakah engkau, ya orang muda?” Jawab Daud: “Anak hamba tuanku, Isai, orang Betlehem itu.”

Setelah berhasil mengalahkan Goliat, asal dr keluarga mana Daud ini ditanyakan oleh raja Saul, sesuatu hal yg kelihatannya sederhana, tetapi ada yg bs kita pelajari dr kisah ini.

Sulit membayangkan betapa sangarnya dan begitu sadisnya Daud ketika menemui raja Saul, dia datang dgn membawa kepala milik Goliat di tangannya. Pemandangan ini tentu bertentangan dgn gambaran bhw Daud ialah seorg remaja yg imut, butuh nyali besar utk ‘membawa’ kepala seseorg di tangan, mgkin spt menenteng kepala Goliat dgn rambutnya yg ada. Kalau di zaman skrg, susah disensor foto atau videonya dgn pemandangan yang sesadis itu! Daud menjawab asal usulnya dg menyebut dr keluarga mana dia berasal. Hal yg sama jika ditanyakan pd kita berkaitan dg bgmna kita menjalani kehidupan ini: “Kamu ini anak siapa?” Apakah dgn bangga kita dg penuh ketegasan menjawab bhw kita adalah anak Tuhan? Kalau perbuatan kita spt Daud yg mengharumkan nama keluarga, kita dgn bangga menyebut diri kita ialah anak Tuhan, tp kalo dlm kehidupan kita, yg dilakukan dan penilaian org ttg kita itu buruk, masih berani kita mengaku sbg anak Tuhan?

Itulah mengapa dlm hidup ini kita perlu dgn hati-hati memiliki gaya hidup yg benar, karna kita memiliki tanggung jawab menjaga satu nama baik yg berada di belakang nama kita, ada nama baik keluarga kita (orgtua, mertua, dsbnya), tetapi jg ada nama baik Tuhan yang org lain tahunya Tuhan Yesus itu Tuhannya org Kristen. Org akan mencibir bhw orangtua kita gagal mendidik anaknya sehingga kita berbuat sesuatu yg memalukan, kejahatan, dsbnya. Begitu jg org akan menilai tentang ajaran Kristen itu buruk akibat dari ulah dan perkataan kita yg merugikan banyak orang. Demikian sebaliknya, org akan memuji kita dan keluarga kita jikalau kita memberikan yg baik dan mulia terhadap org lain, org jg akan memuliakan nama Tuhan ketika melihat bhw kita hidup sesuai dgn firman Tuhan serta jd sebuah berkat bagi bnyk org. Jangan dikenal org sbg pembuat masalah dan keonaran, tp dikenal sbg org yg bermanfaat dan jd berkat bagi bnyk org.

Jagalah langkah hidup kita, perkataan dan perbuatan kita, jgn jadi batu sandungan bagi org lain yg ingin mengenal Tuhan, kesaksian hidup kita itu ‘jembatan’ bagi mereka yg ingin mengenal Tuhan.

This entry was posted in Renungan. Bookmark the permalink.