Cinta Pada Rumah Tuhan

DI 24012025

Mazmur 26:8
TUHAN, aku cinta pada rumah kediaman-Mu dan pada tempat kemuliaan-Mu bersemayam.

Menyenangi suatu tempat itu ada beragam alasannya, mgkin tempat itu ada kenangan indahnya antara kita dgn org lain, bangunan yg arsitekturnya indah, dsbnya.

Sesuatu yg mulia jika kita menyenangi satu tempat karena bukan hanya bentuk tempat yg luar biasa, tp jg siapa yg tinggal di dalam tempat itu. Raja Daud begitu mencintai dan selalu merindukan rumah Tuhan, tempat di mana Tuhan bersemayam. Tentunya Tuhan tdk mgkin berdiam di tempat buatan tangan manusia: Allah yang telah menjadikan bumi dan segala isinya, Ia, yang adalah Tuhan atas langit dan bumi, tidak diam dalam kuil-kuil buatan tangan manusia (Kisah Para Rasul 17:24), tetapi karena Tuhan ingin ada di tengah-tengah umat-Nya, Dia menyuruh Musa membuat Bait Suci atau Tarbenakel yg pertama, sbg tempat Dia berfirman dan juga menerima persembahan umat-Nya. Daud yg sangat menginginkan kemuliaan Tuhan ada di tengah bangsanya, membawa Tabur Allah ke Yerusalem dan menempatkannya di satu tenda dan diadakanlah puji-pujian sepanjang hari, dikenal sbg Tarbenakel ‘Pondok Daud’.

Seorg raja yg begitu religius, sesuatu yg tdk mudah ditemukan pd raja yg lainnya, di saat mereka memegang kekuasaan tertinggi, tapi tetap tunduk pd kekuasaan Tuhan. Hal yang bs jadi perbandingan adalah antara Daud dg Nebukadnezar, raja Babel, keduanya pernah ada di posisi tertinggi, disegani, dan ditakuti oleh seluruh dunia pd masa itu, Daud yang religius meninggal dlm keadaan mulia dan tahtanya tetap dia miliki, sementara di sisi lain, Nebukadnezar ‘ditegur’ Tuhan karna dia meninggikan dirinya karena merasa hebat & paling berkuasa, pernah hidup layaknya cara hidup binatang, hingga akhirnya dia bertobat dan mengakui kemahakuasaan Tuhan.Yang perlu kita renungkan adalah apakah posisi & profesi kita membuat kita takut menjd sosok yg religius? Kalau malu, itu persis spt seorg istri yg malu mengakui suaminya sbg suami di depan umum, bukankah seharusnya kita bangga memiliki Tuhan Yesus?

Menjadi religius itu sesuatu yg mulia, namun jgn kebablasan, religius bukan berarti tidak berurusan lagi dgn kebutuhan yg duniawi, tp menempatkan Tuhan di atas segalanya.

This entry was posted in Renungan. Bookmark the permalink.