DI 13122022
Markus 5:18-20
Pada waktu Yesus naik lagi ke dalam perahu, orang yang tadinya kerasukan setan itu meminta, supaya ia diperkenankan menyertai Dia.
Yesus tidak memperkenankannya, tetapi Ia berkata kepada orang itu: “Pulanglah ke rumahmu, kepada orang-orang sekampungmu, dan beritahukanlah kepada mereka segala sesuatu yang telah diperbuat oleh Tuhan atasmu dan bagaimana Ia telah mengasihani engkau!”
Orang itu pun pergilah dan mulai memberitakan di daerah Dekapolis segala apa yang telah diperbuat Yesus atas dirinya dan mereka semua menjadi heran.
Org yg kerasukan banyak roh jahat ini punya niat baik, ingin melayani rombongan Yesus, krna itu dia memohon supaya bs ikut serta bersama dgn Yesus berkeliling sambil mengajar.
Namun permintaannya itu ditolak Yesus dan dia disuruh utk bersaksi di kampungnya ttg apa yg telah dia alami dan Yesus perbuat baginya. Apa itu bersaksi? Memberi kesaksian apa yg dialami sendiri, yg dilihat, yg didengar, itu baru namanya bersaksi. Dlm pengadilan misalnya, tidak semua org bs dijadikan saksi, apalagi kalau tdk ada di sekitar lokasi kejadian perkara, yg dijadikan sbg saksi adalah org yg minimal mendengar suara saat peristiwa terjd atau setelahnya. Kalau kita ini bersaksi, berarti kita menceritakan apa yang kita alami sendiri, kalau menceritakan apa yang org lain alami, itu bukan bersaksi, tapi bercerita ulang ttg kesaksian org lain. Bersaksi ttg Injil itu berarti menceritakan apa yg Injil telah lakukan dlm hidup kita, bgmna Injil itu menguatkan iman mengenai pengampunan dosa dan keselamatan serta perubahan hidup yg kita alami ketika kita mulai percaya pd pemberitaan Injil, bertobat dan hidup sbg seorg Kristen. Jika diartikan bersaksi bgmna Injil itu ada dan apa yg terjd setelahnya, tentu kita tdk bisa karena kita bukan hidup pada zaman Yesus mulai memberitakan Injil, yg kita perbuat adalah menceritakan ulang ttg sejarah Injil dr Alkitab yg kita baca dan dr sejarah gereja yg tercatat dr zaman ke zaman.
Jd bersaksi itu mudah, hanya menceritakan ttg apa yang kita alami sndri, tdk perlu mengarang tapi hanya mengatur kata-kata supaya apa yang kita ceritakan itu teratur dan mudah utk dicerna oleh org yg mendengarnya. Bersaksi bukan spt berkhotbah atau sharing firman, yang hrs secara dalam menguasai topik dan bs menggali makna yg terkandung dr ayat-ayat yg kita baca. Bs saja saat bersaksi kita mengutip bbrpa ayat Alkitab utk lebih memperjelas kisah yg kita alami. Jadi kalau ada org yg takut utk bersaksi, hrsnya dia malu dgn org yg bebas dr kerasukan roh jahat di ayat yg kita baca ini, begitu Yesus menyuruh utk bersaksi, dia pun segera melakukannya. Hanya disuruh cerita yg dialami sendiri koq takut dan bilang tdk bs, tapi bgtu menceritakan habis mkn enak di resto tertentu, lancarnya bukan main, yg lebih menyeramkan lagi, kalau bergosip bs seru sekali kasih komentar. Malu bersaksi ttg Tuhan? Mau masuk neraka? Baca: “Tetapi barangsiapa menyangkal Aku di depan manusia, Aku juga akan menyangkalnya di depan Bapa-Ku yang di sorga.” (Matius 10:33). Menyangkal Yesus itu jg termasuk kalau kita tdk mau bersaksi, tidak mau mengakui Yesus baik dlm hidup kita.
Bersaksi itu bukan berkhotbah, jgn stress ketika ingin bersaksi, bersaksi itu sebuah keharusan bagi kita yg sudah mengalami Tuhan dlm hidup kita, supaya yg mendengarnya juga mengalami Tuhan dlm hidup mereka.