DI 28022014
Amsal 11:11 NKJV
By the blessing of the upright the city is exalted, But it is overthrown by the mouth of the wicked.
Oleh berkat orang jujur/tulus, kota dimuliakan, tapi kota dirobohkan oleh mulut orang fasik.
Apakah berlebihan yg ditulis oleh penulis amsal ttg keadaan sebuah kota dipengaruhi oleh ‘mulut’? Bgmna kita memahaminya?
Di dlm mulut ada lidah, dlm Yakobus 3:8 dikatakan bhw lidah itu ‘unruly evil’ sesuatu yg jahat dan sulit dikendalikan, penuh ‘racun yg mematikan’. Ketika manusia jatuh dlm dosa, bagian yg menentukan adalah ketika manusia memakan buah pengetahuan baik dan jahat, maka lidah manusia ‘tercemar’. Dg lidah kita mengucap berkat, dg lidah jg kita mengucap kutuk.
Kota yg roboh merupakan lambang kehancuran, kekalahan dan nasib buruk. Bayangkan jika semua penduduk kota Jakarta misalnya, bcra ttg semua yg kotor, najis, kutukan, dsbnya, maka kejadian yg pernah dialami Sodom dan Gomora bs terulang kembali. Kalau lidah dan perkataan sdh ‘kotor’, pasti hati dan pikirannya jg ‘kotor’, perbuatannya jg pasti ‘kotor’. Bukan kemajuan, kemakmuran dan keamanan yg terjd, tp semuanya yg negatif, menuju kehancuran.
Kalau pengaruh mulut bs merobohkan sebuah kota, berhati-hatilah menggunakan lidah kita utk bcra, rumah tangga kitapun bs hancur. Mau rumah tangga kita diberkati Tuhan? Bcra dg jujur dan tulus, jgn kita jd org fasik, yg sdh tahu apa yg benar dan baik, tp memilih utk melakukan yg salah dan jahat. Mulailah menjaga hati kita, bersihkan setiap saat dan jgn biarkan input negatif mencemari hati kita.
Berkati kota kita dg perkataan yg di dlmnya mengandung berkat: doa kita, bcra jujur, jauhi fitnah dan gosip, tdk menghakimi org lain dg perkataan, jgn menimbulkan pertengkaran lewat perkataan yg negatif, dsbnya. Tuhan melihat hidup kita satu persatu, dan Dia akan memberikan ‘reward’ atau balasan sesuai dg apa yg kita lakukan dan katakan. Yg kita tabur pasti akan kita tuai. Tabur yg baik maka yg kita tuai jg hal yg baik.