Matius 25:43 (TB)
- ketika Aku seorang asing, kamu tidak memberi Aku tumpangan; ketika Aku telanjang, kamu tidak memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit dan dalam penjara, kamu tidak melawat Aku.
Berilah pakaian kepada orang yang telanjang, karena ketelanjangan adalah sesuatu yang memalukan bagi orang yang terhormat. Mari kita fokus pada kata ‘malu’.
Telanjang membuat tubuh seseorang tampak jelas seluruhnya, tentu saja termasuk bagian tubuh yang seharusnya tertutupi, tidak boleh terlihat oleh siapapun. Dalam hidup seseorang, ada saatnya dia dalam keadaan tertekan dan membutuhkan bantuan dengan segera, ibaratnya seperti orang yang pakaiannya ada yang robek sehingga kalau dibiarkan maka mungkin robeknya akan meluas hingga akhirnya nyaris telanjang. Saat seseorang mengalami pergumulan hidup yang berat, dia butuh bantuan, tapi di sisi lainnya ada rasa malu dan sungkan untuk menceritakannya secara ‘blak blakan’ karena itu seperti ‘menelanjangi’ dirinya sendiri di hadapan orang lain. Jadi mungkin dia hanya mengirim ‘sinyal-sinyal’ tertentu dengan harapan ada orang yang menangkap dan paham dengan sinyal yang diterimanya.
Parahnya ada saja orang tertentu yang senang melihat orang lain ‘telanjang bulat’, semua harus diceritakan detail, pdhal bagi yg menceritakannya itu adalah aib yang memalukan. Melihat orang telanjang justru tindakan pertama bukan meminta dia cerita kenapa jadi telanjang, tapi segera berikan pakaian untuk menutupi ketelanjangannya itu. Setelah tidak telanjang lagi, barulah diajak bicara lebih dalam, bicara dengan kondisi telah berpakaian merupakan kondisi yang terhormat dan nyaman, tidak malu berhadapan dengan orang lain.
Jangan pikir hanya melihat situs atau video porno saja yang adalah dosa, tapi membiarkan seseorang dalam ‘ketelanjangannya’ akibat masalah hidup yang sedang dialaminya, itu juga sebuah dosa. Jangan masuk dalam golongan ‘kambing’ saat Tuhan menghakimi kita. Berikan ‘pakaian’ pada mereka yang ‘telanjang’, artinya berikan makanan bagi yang lapar, baru didoakan, orang lapar butuh makanan, bukan doa. Tolonglah jika memang yang orang itu butuhkan ada pada kita, bukankah kita ini bukan pemilik tapi pengelola milik Tuhan yang Dia percayai? Kalaupun kita memberi, yang kita beri itu adalah kepunyaan Tuhan, bukan kita. Jadilah perpanjangan tangan Tuhan, bukan justru perpanjangan mata iblis yang senang melihat ‘ketelanjangan’ orang lain seperti saat Adam dan Hawa menjadi telanjang setelah berbuat dosa.
‘Ketelanjangan’ sesama kita bukan untuk diumbar, tapi untuk ditutupi, hilangkan rasa malu akibat ‘ketelajangan’ yang sedang dia alami.
Tuhan Yesus memberkati kita semua 🙏