Harus Kaya Baru Didengar Perkataannya?

Pengkhotbah 9:16

  • Kataku: “Hikmat lebih baik dari pada keperkasaan, tetapi hikmat orang miskin dihina dan perkataannya tidak didengar orang.”

Penulis kitab Pengkhotbah pasti menulis ini bukan berdasarkan asumsi semata, tapi berdasarkan realita dan mungkin pengalaman yang dia saksikan sendiri, jadi ini bukan sekedar sebuah pendapat atau pemikiran yang tanpa alasan.

Hikmat tentu sesuatu yang berharga tentunya, berguna bagi kehidupan dan bisa membantu kita mengatasi permasalahan yang ada. Namun jika hikmat ini yang memilikinya ternyata seorang yang miskin, ternyata hikmat menjadi sesuatu yang hina dan tidak akan didengar orang. Mari kita pahami secara jernih.

Hikmat tetaplah hikmat, apakah yang memilikinya itu seorang yang miskin ataupun seorang yang kaya. Jadi yang bisa berubah justru keadaan seseorang yaitu kaya atau miskinnya, kaya bisa jadi miskin, yang miskin bisa jadi kaya. Berarti kalau kita menilai hikmat berdasarkan kaya atau miskinnya, itu sebuah pikiran yang keliru, hikmat tetaplah hikmat, yang bisa berubah adalah kaya atau miskinnya seseorang.

Kalau dia berhikmat, kenapa dia miskin?

Kemiskinan bisa jadi sebuah wujud dari kutuk, ini tidak salah. Namun orang yang miskin bukan selalu berarti ada kutuk dalam dirinya. Sama seperti orang yang kaya, apakah setiap orang kaya itu karena berhikmat? Ada orang kaya karena Tuhan yang membuatnya menjadi kaya, dia tekun dan sabar dan menuai apa yang dia tabur bertahun-tahun lamanya, tapi ada juga kekayaan yang diperoleh dengan cara yang salah dan curang. Ada orang yang miskin justru karena dia tidak mau melakukan hal-hal yang bertentangan dengan firman Tuhan. Tak dipungkiri juga ada yang miskin karena memang pemalas.

Dalam hal berteman, apakah kita juga melihat dari kaya atau miskinnya seseorang? Realitanya tidak semua teman yang kaya itu adalah teman yang baik, demikian juga tidak semua teman yang miskin itu hanya menyusahkan, semua harus dinilai orang per orang, tidak bisa disama ratakan, dan bukankah dalam iman Kristen, tidak ada yang kebetulan, artinya dalam hal bertemanpun itu juga ada maksud Tuhan di dalamnya. Tapi tentu kita juga harus memperhatikan kriteria teman yang baik menurut firman Tuhan.

Lihatlah seseorang bukan dari kaya dan miskinnya, lihatlah dia dari sisi yang lain juga.

Tuhan Yesus memberkati.

About KoDan

Tuhan bicara pada kita melalui berbagai cara, salah satunya melalui tulisan renungan yang diinspirasikan melalui pewahyuan Firman Tuhan, dan lewat media ini, kerinduan saya kita makin mengenal Tuhan Yesus Kristus lebih intim lagi.
This entry was posted in Rhema Wisdom. Bookmark the permalink.