Duniawi atau Rohani di Masa Pandemi Covid-19

Kisah Para Rasul 2:44-45, 47

Dan semua orang yang telah menjadi percaya tetap bersatu, dan segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama,
dan selalu ada dari mereka yang menjual harta miliknya, lalu membagi-bagikannya kepada semua orang sesuai dengan keperluan masing-masing.

  • sambil memuji Tuhan. Dan mereka disukai semua orang. Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan.

Pandemi Covid-19 ibarat sebuah seleksi alam: yang kuat ekonominya tetap bertahan hidup, sementara yang lemah ekonominya tinggal menunggu waktu untuk hilang dari dunia ini. Orang hanya mencari selamat dan enaknya sendiri-sendiri, tak peduli dengan orang lain.

Lebih dari 3000 orang bertobat di hari Pentakosta setelah Yesus terangkat ke surga, satu peristiwa yang terjadi adalah ‘pemerataan kesejahteraan’ di kalangan sesama orang percaya. Yang kaya rela menjual hartanya dan menolong mereka yang kekurangan, dan akibatnya semua bersemangat beribadah dan belajar tentang firman Tuhan: orang kaya dan miskin berada di tempat yang sama tanpa adanya batasan emosi ataupun asumsi negatif terhadap satu sama lain.

Dampaknya bahwa Tuhan menambah jumlah orang yang percaya setiap harinya, jadi ada hubungan antara saling berbagi dalam hal keuangan dengan penambahan jumlah orang yang percaya.

Orang tentu berpikir: “Sudah gilakah orang kaya zaman itu menjual hartanya?” Sementara kita diajar untuk banyak berinvestasi di masa sukar ini akibat pandemi, berhemat, putar otak cari uang tambahan. Dapat uang lalu berbagi dengan orang miskin?

Berapa harga sebuah nyawa? Orang lapar bisa dengan mudah menerima tawaran dari pihak lain, sementara orang Kristen hanya mau menolong kalau satu sinode dan satu gereja. Kalau ada orang Kristen mati kelaparan, sementara ada orang Kristen bertambah kaya, bagaimana orang non Kristen menilai Tuhan kita? Tuhannya orang Kristen tidak adil. Tapi ketika kita yang kaya berbagi kesejahteraan dengan yang miskin, orang non Kristen akan melihat keadilan Tuhan yang nyata.

Lihatlah diri kita: kita mau enak dan selamat sendiri di masa pandemi ini? Itu berarti kita duniawi. Tapi ketika kita berbagi dengan yang miskin, barulah kita disebut manusia rohani.

Amen.

About KoDan

Tuhan bicara pada kita melalui berbagai cara, salah satunya melalui tulisan renungan yang diinspirasikan melalui pewahyuan Firman Tuhan, dan lewat media ini, kerinduan saya kita makin mengenal Tuhan Yesus Kristus lebih intim lagi.
This entry was posted in Rhema Wisdom. Bookmark the permalink.