Tidak Sama

DI 29092016 
Yakobus 3:9-10 (NKJV) 

With it we bless our God and Father, and with it we curse men, who have been made in the similitude of God.

Out of the same mouth proceed blessing and cursing. My brethren, these things ought not to be so. 

  • Dengan itu kita memberkati Tuhan kita dan Bapa, dan dengan itu kita mengutuki manusia, yang telah dibentuk di dalam keserupaan Tuhan. 

Keluar dari mulut yang sama berkat dan mengutuk, saudaraku, hal-hal ini seharusnya tidak menjadi demikian. 
Ini sebuah perenungan yg dlm, sepintas membacanya tdk bgtu mengerti, namun ketika diperhatikan dg seksama, baru kita paham maksudnya. 
Apa bedanya mulut dg lidah? Scra letak, lidah ada di dlm rongga mulut. Mulut biasanya dihubungkan dg pengucapan, lidah dikaitkan dg perkataan. Sepintas kelihatannya sama, tp sbnarnya berbeda. 
Lidah tdk bs berkata-kata jika mulut tdk dibuka. Coba saja kita buktikan, tutup mulut kita dan gerakkan lidah, apa bisa keluar ucapan perkataan? Artinya mulut menjd penyaring atau ‘filter’ terakhir ttg apa yg ingin kita ucapkan. Misalnya, saat sdg marah, hati panas, emosi naik, lidah sdh ingin mengutuk, marah-marah, tp krna masih mampu sedikit sabar, kita diam menutup mulut kita, tadinya mau mengomel, tp tertahan oleh mulut. Tp kalau gagal menahan emosi, mulut kita terbuka dan keluarlah perkataan yg tdk baik. 
Ayat ini mengingatkan agar kita tdk menjd ‘rohani tapi duniawi’. Bisa memuji Tuhan, bcra ttg Tuhan, kelihatan rohani sekali, tp terhadap sesama manusia yaitu org-org terdekat justru yg keluar adalah kutuk bukan berkat. Jadi apa isi hati dan pikiran dr org spt itu? Kadang menjd rohani spt memakai baju, waktu dipakai terlihat rohani, begitu dilepas terlihat keduniawiannya. Main sandiwaranya hebat, bs menipu penilaian manusia, tp ingat Tuhan tdk bs ditipu. 
Yg diucapkan berasal dr hati, bisakah Tuhan dan iblis ‘tinggal’ bersama dlm hati seseorg? Tdk mgkin, ingat iblis bs menyerupai malaikat, dia bs berkata-kata yg baik jg

About KoDan

Tuhan bicara pada kita melalui berbagai cara, salah satunya melalui tulisan renungan yang diinspirasikan melalui pewahyuan Firman Tuhan, dan lewat media ini, kerinduan saya kita makin mengenal Tuhan Yesus Kristus lebih intim lagi.
This entry was posted in Renungan. Bookmark the permalink.