DI 28092016
Markus 4:34 NKJV
But without a parable He did not speak to them. And when they were alone, He explained all things to His disciples.
- Tapi tanpa sebuah perumpamaan, Dia tidak berbicara pada mereka. Dan ketika mereka sendirian, Dia menjelaskan segala hal pada para murid-Nya.
Membaca ini saya merasa koq ada yg terbalik, Yesus bcra pd org bnyk dg menggunakan perumpamaan, knpa bukan langsung topiknya saja, biar tdk terlalu berat mikirnya dan bnyk hal bs disampaikan. Bayangkan jika para pengkhotbah saat ibadah berkhotbah isinya cuma perumpamaan saja, jemaat bingung tak tahu maksudnya.
Spya mudah mengerti, kalau kita curhat, di dpn org bnyk pasti tdk kita sampaikan detailnya, tp ketika hanya berdua atau bertiga misalnya, kita bs sampaikan sampai hal detailnya. Kita ingin org yg mendengar curhat kita itu mengerti yg kita maksud spt yg kita mau.
Tuhan Yesus ingin setiap pengajaran-Nya itu dimengerti oleh org yg mendengarnya, dipakai sebuah perumpamaan bkn utk membuat bingung sbnarnya, tp spya bs mengerti dg cepat melalui sebuah perbandingan. Kita hrs paham, yg mendengar pengajaran Yesus wkt itu dr beragam kalangan, dr yg terpelajar maupun yg awam, dr yg pintar hingga (maaf) bodoh, dsbnya, jika dijelaskan scra detail, ada yg bs mengerti, ada jg yg masih bingung. Masalah yg bs timbul adalah komentar ‘miring’ dr org yg tdk paham ajaran Yesus, bs menyebar fitnah bhw ajaran Yesus itu sesat.
Ketika sendirian dg Tuhan, para murid diberikan penjelasan detail ttg perumpamaan yg sblumnya disampaikan. Para murid jg berasal dr beragam kalangan, perlu dibuat mengerti scra tepat arti dr perumpamaannya. Butuh wkt utk membuat seseorg mengerti Firman Tuhan spt yg Tuhan mau, dan itu butuh ‘kesendirian’ dg Tuhan, meluangkan wkt utk ‘berdiskusi’ dg Tuhan mengenai suatu topik yg blm kita mengerti. Ikut sekolah Alkitab itu baik, ikut komsel jg baik, tp jgn sampai kehilangan wkt pribadi kita dg Tuhan, wkt khusus Dia mengajar kita